26 Februari 2025
Jakarta – Para peneliti dari Universitas Indonesia menemukan cara baru untuk memprediksi respons pasien kanker payudara invasif terhadap kemoterapi neoadjuvan (NC). Dalam studi yang dipublikasikan di Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, tim peneliti mengungkap bahwa keberadaan Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs), khususnya FOXP3+, berperan penting dalam menentukan efektivitas pengobatan.
Hingga saat ini, dokter mengandalkan faktor klinis umum untuk menilai respons pasien terhadap kemoterapi, meski metode tersebut sering kali kurang akurat. Studi ini mencoba pendekatan baru dengan menganalisis CD4+, CD8+, dan FOXP3+ TILs pada 40 pasien kanker payudara sebelum menjalani NC. Hasilnya menunjukkan bahwa FOXP3+ memiliki korelasi paling kuat dengan keberhasilan terapi, diukur menggunakan sistem Miller-Payne grading.
Menariknya, kombinasi ketiga biomarker ini dalam satu model justru tidak memberikan hasil yang optimal. Sebaliknya, model yang hanya menggabungkan FOXP3+ dengan CD4+ atau CD8+ menunjukkan prediksi yang lebih baik, mengindikasikan peran dominan FOXP3+ dalam mekanisme respons terhadap kemoterapi.
“Temuan ini membuka peluang baru untuk personalisasi pengobatan kanker payudara,” kata salah satu peneliti utama, Primariadewi Rustamadji. Dengan memanfaatkan biomarker ini, dokter dapat lebih tepat dalam memilih strategi terapi, menghindari pemberian kemoterapi yang kurang efektif, dan meningkatkan tingkat kesembuhan pasien.
Meski hasil penelitian ini menjanjikan, para ahli menegaskan bahwa studi lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar masih diperlukan sebelum metode ini dapat diterapkan secara luas dalam praktik medis.
Namun satu hal yang pasti: penelitian ini membawa harapan baru dalam perang melawan kanker payudara.
Gambar: Victoria Strukovskaya (struvictoryart) on Unsplash
Baca juga